Langsung ke konten utama

“Perajin” atau “Pengrajin”

Setelah kata Pergantian dan Penggantian yang membuat kita bingung, kita juga dibingungkan mana yang benar, 'perajin' atau 'pengrajin, 'perusak' atau 'pengrusak'? Pemakaian kata ini sangat bersaing di masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV Pusat Bahasa sublema pengrajin yang diturunkan dari lema rajin bermakna perajin n 1 orang yg bersifat rajin: para ~ itu bekerja keras meningkatkan hasil kerjanya; 2 sesuatu yg mendorong untuk menjadi rajin: perusahaan memberikan hadiah lebaran satu bulan gaji sbg ~ pegawai; 3 orang yg pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan;

Dari cara Pusat Bahasa menuliskan makna pengrajin yang sama artinya dengan perajin itu, kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya bentuk pengrajin sah-sah saja dipakai alih-alih perajin. Hal ini semakin membuat kita bingung dan timbul pertanyaan mengapa KBBI tidak tegas menentukan kata yang benar?

Salah satu karakter KBBI adalah merekam semua kata yang ada dan dipakai di masyarakat. Kata pengrajin diketahui banyak dipakai lalu kata itu memiliki hak menjadi warga kata penghuni KBBI. Hingga tulisan ini saya tayangkan di sini, kata pengrajin ditemukan di mesin pencari Google sebanyak 1.620.000 berbanding 209.000 untuk kata perajin. Pemakaian kata ini sangat bersaing. Mungkin saja ini menjadi alasan penyusun KBBI memasukkan kata 'pengrajin ' sebagai sama dengan 'perajin'.

Dari karakter KBBI seperti itu, kata-kata yang direkam belum tentu benar atau salah. Sejatinya, Pusat Bahasa perlu secara tegas memberikan pencerahan kepada pengguna KBBI untuk bentuk-bentuk bersaing seperti itu. Seperti halnya untuk kata silahkan yang memakai tanda panah merujuk pada kata silakan karena kata dasarnya sila.

Ada beberapa cara bagi kita menentukan bentuk yang benar. Pertama, melihat kelaziman. Umumnya, awalan /pe-/ atau /per-/ yang melekat pada kata berfonem awal /r/ tidak berubah menjadi /peng-/, misalnya: pe + raih peraih; pe + rampok perampok; pe + ramu perenang; pe + rias perias; pe + rintis perintis; pe + rusak perusak.

Dari contoh di atas bisa kita lihat bahwa bentuk pengraih, pengrampok, pengramu, pengrenang, pengrias, pengrintis ataupun pengrusak adalah bentuk yang salah.

Kedua, melihat proses terbentuknya kata tersebut. Kita ambil contoh kata dasar ‘tulis’ yang menurunkan bentuk ‘menulis’, ‘penulis’, ‘penulisan’, ‘tulisan’. Demikian juga dengan contoh berikut ini:

  • raih meraih peraih peraihan raihan
  • rampok merampok perampok perampokan rampokan
  • ramu meramu peramu peramuan ramuan
  • rusak merusak perusak perusakan — (tidak ada bentuk rusakan)

Sekarang kita bisa melihat bahwa bentuk pengraihan, pengrampokan, pengramuan atau pengrusakan tidak kita temukan. Tentu saja, analogi di atas bisa kita coba pada kata ‘rajin’: ‘rajin’ ‘merajinkan’ ‘kerajinan’ ‘perajin’.

Mari kita bandingkan dengan contoh berikut.
  • gali menggali penggali penggalian galian
  • ganti mengganti pengganti penggantian gantian
  • ganti berganti pergantian (baca: juga Pergantian atau Penggatian
Setelah membaca uraian singkat ini, semoga kita bisa bersikap untuk tidak lagi menggunakan pengrajin alih-alih perajin.

Postingan populer dari blog ini

Pergantian atau Penggantian?

Apakah Anda termasuk salah seorang yang bingung dalam penggunaan kata ‘pergantian’ dan ‘penggantian’? Jangan sedih sebab Anda tidak sendiri. Masih banyak orang yang bingung memilih ‘pergantian’ atau ‘penggantian’. Saya juga termasuk dalam daftar orang yang bingung itu. Akan tetapi, itu saya alami dulu, sekarang sudah tidak bingung lagi. Bagaimana caranya agar kita tidak bingung dalam memakai kedua kata ini? Sepintas memang tidak ada perbedaan antara keduanya sehingga orang beranggapan kita manasuka dalam pemakaiannya. Anggapan itu agaknya salah. Kedua kata itu membawa maknanya masing-masing ketika berada di dalam kalimat. Perhatikan contoh ini, ‘penggantian’ kepala desa berlangsung ricuh . Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat verba kata itu, yakni ‘mengganti’ atau ‘berganti’. Kita bisa mengetahui hal ini dengan membaca konteks berita atau peristiwa dengan mencari tahu alasan di balik lengsernya kepala desa tersebut. Bila sang kepala desa digantikan karena sesuatu masalah, padahal...

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (3)

Pedestrian Kata ini sering sekali menjadi perbincangan para pengguna bahasa Indonesia. Hal ini karena kata pedestrian sering dipakai secara keliru. Masyarakat taunya pedestrian itu bahu jalan untuk pejalan kaki, padahal arti sebenarnya adalah 'pejalan kaki'. Bila saja kita mau sedikit berusaha membuka kamus bahasa Indonesia, kesalahan seperti di bawah ini tidak akan terjadi. Pembangunan pedestrian di Surabaya kini mulai banyak yang rusak. Kerusakan ini lantaran tidak seluruhnya berkualitas baik dan sesuai dengan kontrak kerjanya dengan pemkot. ( Selengkapnya di sini ) Bangunan pedestrian di sejumlah jalan di Kota Surabaya mulai banyak yang rusak akibat kurangnya perawatan dari pihak pemerintah setempat. ( Selengkapnya di sini ) Jalur Lambat Jadi Pedestrian ( Selengkapnya di sini ) Dari papan proyek yang berdiri di sekitar taman, diketahui jika proyek pedestrian ini melibatkan beberapa instansi pemerintah seperti, Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pertamanan Kota dan Dinas...