Apakah Anda termasuk salah seorang yang bingung dalam penggunaan kata ‘pergantian’ dan ‘penggantian’? Jangan sedih sebab Anda tidak sendiri. Masih banyak orang yang bingung memilih ‘pergantian’ atau ‘penggantian’. Saya juga termasuk dalam daftar orang yang bingung itu. Akan tetapi, itu saya alami dulu, sekarang sudah tidak bingung lagi. Bagaimana caranya agar kita tidak bingung dalam memakai kedua kata ini?
Sepintas memang tidak ada perbedaan antara keduanya sehingga orang beranggapan kita manasuka dalam pemakaiannya. Anggapan itu agaknya salah. Kedua kata itu membawa maknanya masing-masing ketika berada di dalam kalimat. Perhatikan contoh ini, ‘penggantian’ kepala desa berlangsung ricuh. Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat verba kata itu, yakni ‘mengganti’ atau ‘berganti’. Kita bisa mengetahui hal ini dengan membaca konteks berita atau peristiwa dengan mencari tahu alasan di balik lengsernya kepala desa tersebut.
Bila sang kepala desa digantikan karena sesuatu masalah, padahal masa jabatannya masih tersisa dua tahun lagi, verba yang pas adalah ‘mengganti’. Bupati atau wali kota atas usulan sekretaris kecamatan ‘mengganti’ kepala desa yang bermasalah. Bila seperti itu, proses mengganti kepala desa itu disebut ‘penggantian’.
Lain halnya lagi bila ternyata kepala desa yang dimaksud memang sudah habis masa jabatannya. Sudah saatnya kepala desa itu harus diganti, harus ada kepala desa yang baru. Bila seperti itu, peralihan dari kepala desa lama ke kepala desa baru disebut ‘pergantian’. Kata ‘penggantian’ tidak pas dalam konteks ini karena memang tidak ada yang ‘mengganti’ tetapi ‘berganti’.
Dari contoh di atas, secara simpel bisa kita simpulkan bahwa ‘penggantian’ melekat pada verba ‘mengganti’, sedangkan ‘pergantian’ berpasangan dengan verba ‘berganti’. Kita tinggal menyelidiki fakta pada berita atau peristiwa yang sedang kita baca atau edit.
Bila demikian, coba pikirkan seandainya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan resuffle kabinetnya tahun 2010 atau awal 2011, mana yang cocok ‘pergantian’ ataukah ‘penggantian’?
Sepintas memang tidak ada perbedaan antara keduanya sehingga orang beranggapan kita manasuka dalam pemakaiannya. Anggapan itu agaknya salah. Kedua kata itu membawa maknanya masing-masing ketika berada di dalam kalimat. Perhatikan contoh ini, ‘penggantian’ kepala desa berlangsung ricuh. Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat verba kata itu, yakni ‘mengganti’ atau ‘berganti’. Kita bisa mengetahui hal ini dengan membaca konteks berita atau peristiwa dengan mencari tahu alasan di balik lengsernya kepala desa tersebut.
Bila sang kepala desa digantikan karena sesuatu masalah, padahal masa jabatannya masih tersisa dua tahun lagi, verba yang pas adalah ‘mengganti’. Bupati atau wali kota atas usulan sekretaris kecamatan ‘mengganti’ kepala desa yang bermasalah. Bila seperti itu, proses mengganti kepala desa itu disebut ‘penggantian’.
Lain halnya lagi bila ternyata kepala desa yang dimaksud memang sudah habis masa jabatannya. Sudah saatnya kepala desa itu harus diganti, harus ada kepala desa yang baru. Bila seperti itu, peralihan dari kepala desa lama ke kepala desa baru disebut ‘pergantian’. Kata ‘penggantian’ tidak pas dalam konteks ini karena memang tidak ada yang ‘mengganti’ tetapi ‘berganti’.
Dari contoh di atas, secara simpel bisa kita simpulkan bahwa ‘penggantian’ melekat pada verba ‘mengganti’, sedangkan ‘pergantian’ berpasangan dengan verba ‘berganti’. Kita tinggal menyelidiki fakta pada berita atau peristiwa yang sedang kita baca atau edit.
Bila demikian, coba pikirkan seandainya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan resuffle kabinetnya tahun 2010 atau awal 2011, mana yang cocok ‘pergantian’ ataukah ‘penggantian’?