Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

“Perajin” atau “Pengrajin”

Setelah kata Pergantian dan Penggantian yang membuat kita bingung, kita juga dibingungkan mana yang benar, 'perajin' atau 'pengrajin, 'perusak' atau 'pengrusak'? Pemakaian kata ini sangat bersaing di masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV Pusat Bahasa sublema pengrajin yang diturunkan dari lema rajin bermakna perajin n 1 orang yg bersifat rajin: para ~ itu bekerja keras meningkatkan hasil kerjanya; 2 sesuatu yg mendorong untuk menjadi rajin: perusahaan memberikan hadiah lebaran satu bulan gaji sbg ~ pegawai; 3 orang yg pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan; Dari cara Pusat Bahasa menuliskan makna pengrajin yang sama artinya dengan perajin itu, kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya bentuk pengrajin sah-sah saja dipakai alih-alih perajin . Hal ini semakin membuat kita bingung dan timbul pertanyaan mengapa KBBI tidak tegas menentukan kata yang benar? Salah satu karakter KBBI adalah merekam semua kata yang ada dan ...

Pergantian atau Penggantian?

Apakah Anda termasuk salah seorang yang bingung dalam penggunaan kata ‘pergantian’ dan ‘penggantian’? Jangan sedih sebab Anda tidak sendiri. Masih banyak orang yang bingung memilih ‘pergantian’ atau ‘penggantian’. Saya juga termasuk dalam daftar orang yang bingung itu. Akan tetapi, itu saya alami dulu, sekarang sudah tidak bingung lagi. Bagaimana caranya agar kita tidak bingung dalam memakai kedua kata ini? Sepintas memang tidak ada perbedaan antara keduanya sehingga orang beranggapan kita manasuka dalam pemakaiannya. Anggapan itu agaknya salah. Kedua kata itu membawa maknanya masing-masing ketika berada di dalam kalimat. Perhatikan contoh ini, ‘penggantian’ kepala desa berlangsung ricuh . Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat verba kata itu, yakni ‘mengganti’ atau ‘berganti’. Kita bisa mengetahui hal ini dengan membaca konteks berita atau peristiwa dengan mencari tahu alasan di balik lengsernya kepala desa tersebut. Bila sang kepala desa digantikan karena sesuatu masalah, padahal...

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (3)

Pedestrian Kata ini sering sekali menjadi perbincangan para pengguna bahasa Indonesia. Hal ini karena kata pedestrian sering dipakai secara keliru. Masyarakat taunya pedestrian itu bahu jalan untuk pejalan kaki, padahal arti sebenarnya adalah 'pejalan kaki'. Bila saja kita mau sedikit berusaha membuka kamus bahasa Indonesia, kesalahan seperti di bawah ini tidak akan terjadi. Pembangunan pedestrian di Surabaya kini mulai banyak yang rusak. Kerusakan ini lantaran tidak seluruhnya berkualitas baik dan sesuai dengan kontrak kerjanya dengan pemkot. ( Selengkapnya di sini ) Bangunan pedestrian di sejumlah jalan di Kota Surabaya mulai banyak yang rusak akibat kurangnya perawatan dari pihak pemerintah setempat. ( Selengkapnya di sini ) Jalur Lambat Jadi Pedestrian ( Selengkapnya di sini ) Dari papan proyek yang berdiri di sekitar taman, diketahui jika proyek pedestrian ini melibatkan beberapa instansi pemerintah seperti, Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pertamanan Kota dan Dinas...

Terima kasih atas Telepon Anda

Pada sebuah mata acara interaktif di Metro TV, di mana pemirsa menelepon ke Metro TV dan memberikan pendapat terhadap berita yang dia pilih. Setiap kali selesai pemirsa mengakhiri pembicaraannya, sang pembawa acaranya mengatakan, "Baik Pak, terima kasih atas telepon Anda." Kalimat pembawa acara Metro TV "terima kasih atas telepon Anda" sedikit menggelitik saya. Bukankah dia hanya menelepon tanpa menyerahkan teleponnya? Ketidaktepatan penggunaan kalimat di atas persis sama dengan apa yang disampaikan di rubrik bahasa di harian Kompas beberapa waktu lalu. Ketika merespons pembicaraan di telepon kita sering mengatakan, "Ini dari mana?" alih-alih "Ini dari siapa?" Dikatakan, ketika ditanyakan "ini dari mana?" maka kita akan menjawab dengan menyebutkan tempat di mana kita melakukan pembicaraan. Demikian juga dengan "terima kasih atas telepon Anda". Pembawa acara Metro TV sebenarnya bisa dengan cermat menggunakan kalimat "terim...

Bersyukur

Dalam kehidupan sehari-hari, kata 'bersyukur' senantiasa kita dengar diungkapkan oleh orang-orang yang sedang dalam kondisi seyogianya bersyukur. Dia bersyukur karena anaknya lulus perguruan tinggi; Mereka bersyukur karena Tuhan membebaskan mereka dari kematian akibat gempa dahsyat yang meluluhlantakkan daerah mereka. Hal ini tepat untuk melukiskan ungkapan bahwa apa pun keadaanmu, baik dukacita maupun sukacita, bersyukurlah. Bagaimana kita bisa bersyukur dalam kondisi berdukacita. Itulah yang banyak 'dikeluhkan' orang-orang, termasuk saya. Saya besar di lingkungan keluarga miskin dan sangat sederhana. Dan, ayah dan ibu saya selalu menekankan akan hal ini. Ketika hanya makan malam seadanya, Ibu saya selalu menekankan, kita syukuri saja dulu yang ada, kita sudah sering juga makan yang enak, masak makan yang kurang enak tidak mau. Begitu seringnya mendengar kata itu, hingga sekarang saya juga ikut-ikutan meneruskannya kepada anak-anak saya. Waktu itu, saya sampai berpikir...

Bola di Twitter

Permainan sepak bola terutama liga Eropa telah menyihir banyak penggila bola di berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan bila penggemar pun memiliki fanatisme terhadap klub yang dia senangi. Ada yang menggilai klub AC Milan dari Italia. Sampai-sampai foto profil akun facebook dan BlackBerry-nya pun senantiasa berbau AC Milan. Kalau tidak logo AC Milan, fotonya bersama Franco Baresi, mantan bek AC Milan, pun dipasang bergantian. Penggemar klub Manchester United, Inggris, juga terlihat tersenyum-senyum ceria ketika klub kesenangannya memasukkan gol ke gawang lawan. Semua "mati-matian" membela klub kesenangan mereka. Itu bisa diluapkan dengan beberbagai bentuk termasuk bertukar informasi via Twitter. Jejaring sosial Twitter begitu digandrungi oleh semua orang akhir-akhir ini. Dari orang biasa, karyawan, mahasiswa, aktivis, anggota parlemen, hingga para eksekutif bahkan mungkin saja para teroris juga memiliki akun di Twitter. Terutama di akhir minggu, ketika pertandingan bola...

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (2)

Ribuan Massa? Setiap ada demonstrasi yang melibatkan ribuan orang dan bila menjadi berita di media massa, maka bisa kita pastikan kata 'massa' akan muncul pada pemberitaan. Akan tetapi, sayang sekali media massa kita sering kesulitan dalam menggunakan kata 'massa' dalam kalimat. Kesulitan itu bisa kita lihat pada cuplikan kalimat judul berita yang saya ambil dari beberapa media massa: 1. Ribuan Massa Partai Keadilan Sejahtera Kecam Penindasan Israel, Tempointeraktif.com 2. Jakarta Besok Dibanjiri Demo Ribuan Massa , Inilah.Com 3. Ribuan Massa HTI Pawai Tolak Kedatangan Obama, Detik.com 4. Ultah Gerindra Dipadati Ribuan Massa , Kompas.com Cobalah kita mengecek apa arti dari kata 'massa' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Keempat: mas.sa n 1 sejumlah besar benda (zat dsb) yang dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan): -- batu-batuan ; 2 jumlah yg banyak sekali; sekumpulan orang yg banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar):...

Bahasa di Instansi Pemerintah

Sebuah foto dimuat di laman jejaring sosial Facebook oleh sahabat saya Dahono Fitrianto dan mengundang banyak komentar dari pengunjung laman itu. Foto tersebut saya muat di halaman ini untuk Anda. Perhatikanlah papan penunjuk pada foto yang diambil di sebuah rumah sakit di Kuningan, Jawa Barat, pada 12 September 2010 itu. Tertulis "Ruang Obserpasi". :D Apakah Anda juga tersenyum membaca tulisan itu? Yah, tapi tidak bagi pemangku kepentingan rumah sakit itu. Buktinya, mereka dengan sadar memasang papan itu tanpa terganggu rasa bahasanya. Setidaknya hingga tanggal pengambilan foto itu. Kata "obserpasi" yang seharusnya ditulis "observasi" adalah salah satu contoh bagaimana kita mengapresiasi bahasa kita sendiri. Bagaimana kita bisa menguasai bahasa orang lain, sedangkan memakai bahasa kita sendiri masih amburadul. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita memiliki nasionalisme, bahasa sendiri tidak bisa kita pakai dengan benar dalam berkomunikasi sehari-hari...

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (1)

Pengantar : Beberapa tulisan di blog ini akan saya sajikan berkaitan dengan kekeliruan dalam berbahasa Indonesia. Topik-topik yang tersaji adalah merupakan catatan yang saya kumpulkan sejauh ini berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari saya sebagai penyelaras bahasa di sebuah harian nasional. Bahasa Indonesia terus berkembang dan mengalami perubahan yang begitu cepat. Untuk itu, apa yang tersaji di sini tidak bisa saya klaim sebagai sebuah kebenaran mutlak, apalagi saya bukanlah ahli bahasa atau munsyi. Saya hanya buruh biasa yang mencari makan lewat belantara kata-kata dan kalimat-kalimat. Tulisan ini tak lebih dari sekadar berbagi dengan semua penggiat bahasa dan siapa pun, siapa tahu tulisan ini bermanfaat. Donor Sejak Muhammad Yusuf Kalla menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) kata "donor" begitu gencar dipakai di masyarakat, termasuk di berbagai media massa. Hal ini tidak lepas dari gebrakan mantan Wakil Presiden itu yang terus mengampanyekan pentingnya semua masyaraka...

Pemudik Meninggal

Ada rasa miris membaca angka statistik kecelakaan lalu lintas masa Lebaran dari tahun ke tahun. Kompas dan beberapa media melaporkan data itu kepada kita. Jumlah orang yang meninggal dunia selama Lebaran 2010 tercatat 453 orang. Data ini dipantau dari 3 September 2010 (H-7) hingga 12 September 2010 (H+1). Waow, hampir setengah juta orang meregang nyawa secara sia-sia. Secara keseluruhan memang tahun 2010 angka kematian berkurang dibandingkan tahun 2009 (702 orang). Tetapi, dari jumlah kasus kecelakaan tahun 2010 (1.811 kasus) meningkat ketimbang tahun 2009 (1.646 kasus). Pertanyaan kita adalah bagaimana meminimalkan angka kematian tersebut pada Lebaran mendatang? Korban meninggal semestinya ditekan sesedikit mungkin. Bahkan, harapan ( das sein )-nya, kalau bisa, setiap arus mudik dan arus balik berlangsung tanpa ada korban meninggal. Membaca faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan kematian nyatanya tak jauh berubah dari tahun ke tahun, lebih banyak dis...

Buka Bersama

Ramadan sebentar lagi segera berakhir. Teman-teman yang menjalani ibadah puasa pasti memiliki pengalaman masing-masing. Ada yang dengan senang bisa melewati Ramadan dengan berpuasa penuh, alias tanpa bolong-bolong. Ada juga yang, entah karena beberapa halangan, tak bisa penuh menjalani ibadah puasa alias masih ada bolong-bolongnya. Hal ini tentu bisa dimaklumi dan yang terpenting tetap semangat. Kalau umur panjang Ramadan tahun depan menunggu Anda semua. Sebagai orang yang tidak menjalani ibadah puasa, saya juga tentu memiliki kesan dan pengalaman selama menapaki sebulan penuh Ramadan ini. Pengalaman menyenangkan itu adalah detik-detik menjelang buka puasa. Beruntung bisa bekerja di sebuah kantor yang tingkat solidaritas antar-penganut agama sangat tinggi. Suasana kekeluargaan selalu mewarnai hari-hari berada di kantor. Nilai menghargai sesama karyawan oleh para pemangku kepentingan diterapkan dengan melihat seseorang itu sebagai manusia ciptaan Tuhan bukan dari agama yang dia anut. Me...

Burung Gereja

pagi belum merekah betul suara cit-citmu menambah hiruk pagiku kau hinggap di jeruji pagar putih meloncat ke bawah mematuk-matuk tak jarang berjemur di pagar putihku masih terus mencit-cit tebersit hati ingin menangkapmu tapi apakah kamu mau? seperti biasa, kamu tak mau... aku tahu karaktermu agar kamu tahu, burung kecil putri kecilku sering mengintipmu berkali-kali ia memanggilmu tapi seperti biasa... kamu tuli kamu tak mengacuhkan dia seperti ia tak sedang bicara denganmu. "mari burung kecil, masuk ke rumahku" begitu ia acap kali memanggilmu entah karena ia masih kecil lalu kamu tak peduli dengan dia? entah karena tak mau berteman lalu tak menggubris dia? begitu putriku menganggapmu wahai burung kecil... karena cintaku kepada putriku pernah kuingin memaksamu berteman dengan dia tetapi kamu sama saja, seperti biasa abai dan tak peduli juga dengan aku entah karena aku tak hirau lalu engkau pun tak hirau? apa karena aku sering mengusikmu mengusirmu dengan segala tingkah... bar...

Eksistensi

Sudah lebih dari dua tahun saya meninggalkan blog ini. Hiatussssss.... Begitu orang yang suka ngeblog menyebutnya alias seseorang dalam waktu yang lama tidak menulis di blog. Saya belum mengecek apakah teman-teman saya yang tertaut di halaman ini tetap eksis. Atau, mereka juga jangan-jangan sebagian bernasib sama dengan saya. Nanti saya akan ambil waktu untuk menghubungi mereka. Kedatangan senarai jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter adalah alasan utama saya memilih menganggurkan blog ini. Betapa tidak, booming Facebook seperti menyihir semua orang. Tak pilih bulu. Anak yang masih bau kencur, remaja, hingga kakek pun sekarang sudah diterpa oleh demam laman ciptaan Mark Zuckerberg , seorang alumni Universitas Harvard, Amerika Serikat, ini. Mereka memiliki akun di Facebook. Semua hal hampir bisa dilakukan secara cepat di Facebook. Mulai dari berbagi apa yang sedang dialami kepada teman dengan begitu cepat ( real time ) hingga menautkan audio-visual di dinding serta saling bertuk...