Langsung ke konten utama

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (2)

Ribuan Massa?

Setiap ada demonstrasi yang melibatkan ribuan orang dan bila menjadi berita di media massa, maka bisa kita pastikan kata 'massa' akan muncul pada pemberitaan. Akan tetapi, sayang sekali media massa kita sering kesulitan dalam menggunakan kata 'massa' dalam kalimat. Kesulitan itu bisa kita lihat pada cuplikan kalimat judul berita yang saya ambil dari beberapa media massa:

1. Ribuan Massa Partai Keadilan Sejahtera Kecam Penindasan Israel, Tempointeraktif.com
2. Jakarta Besok Dibanjiri Demo Ribuan Massa, Inilah.Com
3. Ribuan Massa HTI Pawai Tolak Kedatangan Obama, Detik.com
4. Ultah Gerindra Dipadati Ribuan Massa, Kompas.com


Cobalah kita mengecek apa arti dari kata 'massa' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Keempat:

mas.sa n 1 sejumlah besar benda (zat dsb) yang dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan): -- batu-batuan; 2 jumlah yg banyak sekali; sekumpulan orang yg banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar): -- membanjiri lapangan untuk melihat pertunjukan sirkus; 3 kelompok manusia yg bersatu krn dasar atau pegangan tertentu: organisasi --; 4. Fis ukuran kuantitatif sifat kelembaman (inersia) benda.


Dari makna nomor (2) disebutkan, massa adalah jumlah yang banyak sekali; sekumpulan orang yang banyak sekali. Cobalah perhatikan, ketika kata 'ribuan' mengikuti kata 'massa', maka 'ribuan massa' berarti ribuan kumpulan orang yang banyak sekali. Hmmm... fantastis. Seandainya saja untuk satu kumpulan terdiri atas 1.000 orang, maka 'ribuan massa' itu berjumlah 1.000.000 orang. Namun, yang perlu kita tahu apakah benar jumlah yang berdemo berkisar 1 juta orang? Dan, apakah benar 'massa' itu terpisah-pisah di beberapa tempat dan membentuk kelompok-kelompok? Saya rasa, tidak. Sang wartawan atau reporter mungkin sedang menyaksikan orang yang berdemo (massa) yang berjumlah ribuan orang.

Kekeliruan ini sama halnya ketika kita menulis 'banyak jalan-jalan yang rusak' yang seharusnya 'banyak jalan yang rusak'. Gejala bahasa ini sering disebut sebagai 'pleonasme' yakni pemakaian kata-kata yang lebih daripada yang dibutuhkan.Kata 'jalan-jalan' sudah bermakna lebih dari satu. Bandingkanlah dengan kalimat: 'akibat banyak jalan-jalan, uangnya habis'. Pada kalimat ini 'jalan-jalan' tidak bermakna jamak. Demikian juga pada kalimat 'banyak anak-anak yang menangis' tentu tidak digolongkan dalam pleonasme, karena 'anak-anak' pada kalimat itu tidak bermakna jamak, tetapi tunggal yakni orang yang masih kecil.

Untuk itu, media massa, termasuk kita semua pengguna bahasa Indonesia, mesti berhati-hati menggunakan kata 'massa'. Pada cuplikan kalimat judul di atas, kata 'ribuan' yang mengikuti 'massa' harus dihilangkan. Kalau mau menonjolkan jumlahnya, maka kalimatnya menjadi: Ribuan Simpatisan Partai Keadilan Sejahtera Kecam Penindasan Israel; Jakarta Besok Dibanjiri Demo Massa (Besok Massa Banjiri Jakarta); Ribuan Anggota HTI Pawai Tolak Kedatangan Obama; dan Ultah Gerindra Dihadiri Ribuan Orang. Jadi, waspadalah... waspadalah. :D

Postingan populer dari blog ini

Pergantian atau Penggantian?

Apakah Anda termasuk salah seorang yang bingung dalam penggunaan kata ‘pergantian’ dan ‘penggantian’? Jangan sedih sebab Anda tidak sendiri. Masih banyak orang yang bingung memilih ‘pergantian’ atau ‘penggantian’. Saya juga termasuk dalam daftar orang yang bingung itu. Akan tetapi, itu saya alami dulu, sekarang sudah tidak bingung lagi. Bagaimana caranya agar kita tidak bingung dalam memakai kedua kata ini? Sepintas memang tidak ada perbedaan antara keduanya sehingga orang beranggapan kita manasuka dalam pemakaiannya. Anggapan itu agaknya salah. Kedua kata itu membawa maknanya masing-masing ketika berada di dalam kalimat. Perhatikan contoh ini, ‘penggantian’ kepala desa berlangsung ricuh . Hal yang perlu kita lakukan adalah melihat verba kata itu, yakni ‘mengganti’ atau ‘berganti’. Kita bisa mengetahui hal ini dengan membaca konteks berita atau peristiwa dengan mencari tahu alasan di balik lengsernya kepala desa tersebut. Bila sang kepala desa digantikan karena sesuatu masalah, padahal...

“Perajin” atau “Pengrajin”

Setelah kata Pergantian dan Penggantian yang membuat kita bingung, kita juga dibingungkan mana yang benar, 'perajin' atau 'pengrajin, 'perusak' atau 'pengrusak'? Pemakaian kata ini sangat bersaing di masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV Pusat Bahasa sublema pengrajin yang diturunkan dari lema rajin bermakna perajin n 1 orang yg bersifat rajin: para ~ itu bekerja keras meningkatkan hasil kerjanya; 2 sesuatu yg mendorong untuk menjadi rajin: perusahaan memberikan hadiah lebaran satu bulan gaji sbg ~ pegawai; 3 orang yg pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan; Dari cara Pusat Bahasa menuliskan makna pengrajin yang sama artinya dengan perajin itu, kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya bentuk pengrajin sah-sah saja dipakai alih-alih perajin . Hal ini semakin membuat kita bingung dan timbul pertanyaan mengapa KBBI tidak tegas menentukan kata yang benar? Salah satu karakter KBBI adalah merekam semua kata yang ada dan ...

Inilah Kekeliruan dalam Berbahasa Indonesia (3)

Pedestrian Kata ini sering sekali menjadi perbincangan para pengguna bahasa Indonesia. Hal ini karena kata pedestrian sering dipakai secara keliru. Masyarakat taunya pedestrian itu bahu jalan untuk pejalan kaki, padahal arti sebenarnya adalah 'pejalan kaki'. Bila saja kita mau sedikit berusaha membuka kamus bahasa Indonesia, kesalahan seperti di bawah ini tidak akan terjadi. Pembangunan pedestrian di Surabaya kini mulai banyak yang rusak. Kerusakan ini lantaran tidak seluruhnya berkualitas baik dan sesuai dengan kontrak kerjanya dengan pemkot. ( Selengkapnya di sini ) Bangunan pedestrian di sejumlah jalan di Kota Surabaya mulai banyak yang rusak akibat kurangnya perawatan dari pihak pemerintah setempat. ( Selengkapnya di sini ) Jalur Lambat Jadi Pedestrian ( Selengkapnya di sini ) Dari papan proyek yang berdiri di sekitar taman, diketahui jika proyek pedestrian ini melibatkan beberapa instansi pemerintah seperti, Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pertamanan Kota dan Dinas...